Apa salah ketika kita mengingat kembali tentang masa lalu? Tidak! Tidak! Yang ku maksud bukan sengaja mengingatnya tapi bayang-bayang itu yang tiba-tiba muncul. Aku bahkan sudah berusaha untuk lupa. Berusaha! Sangat! Namun, itu tidak semudah yang orang lain katakan dan tidak semudah apa yang kita pikirkan. Kalian pernah mencoba? Atau justru pernah mengalami? Jika belum, cobalah. Dan lihat apa yang akan kalian rasakan. Kalian pasti akan sependapat denganku.
Oh ayolah. Aku sudah melakukan itu selama 5 tahun. 5 tahun! Hei, 5 tahun itu bukan waktu yang sebentar asal kalian tau! Dan sialnya, usahaku itu sia-sia. Pasalnya, tidak ada yang berubah meski sudah 5 tahun berlalu. Semua tampak sama dan sangat nyata. Sangat nyata untuk kisah cinta negeri dongeng yang bodoh. Kisah cinta yang dialami gadis remaja bodoh yang bisa-bisanya dengan mudah terhanyut ke dalam kisah dongeng itu.
Kisah cinta semu yang berlangsung sangat cepat tetapi butuh usaha besar untuk melupakannya. Damn!
Kenapa semu?
Kita. Kami. Aku dan laki-laki sialan itu maksudku. Ya, kami bertemu bukan di suatu tempat. Jadi apa? Aku bahkan bingung menyebutnya apa. Sudah ku bilang ini semu jadi pertemuan kami pun tidak jelas. Oke, kami pertama kali bertemu tidak sengaja di sebuah social networking. Sebut saja Facebook agar tidak terlalu ribet. Aku orang biasa, gadis biasa, gadis berumur 17 tahun yang 6 bulan kedepan genap berusia 18 tahun dan aku baru lulus SMK saat itu. Liburan usai kelulusan itu sangat lama teman. 2 bulan penuh. Dan aku hampir mati kebosanan saat itu, meski aku sudah berlibur kesana kemari bersama teman-teman sekolahku yang menyebalkan dan juga sudah selesai mengurus segala keperluan menjelang masuk masa kuliah. Lalu, setelah itu apa? Tidak mungkin kan aku berlibur 2 bulan penuh demi menyelamatkan diri dari rasa bosan. Orangtuaku bukanlah konglomerat yang bisa memberiku banyak uang demi masa liburan, sedangkan aku seorang gadis remaja biasa yang tidak memiliki pekerjaan sampingan untuk mendapatkan uang saku lebih. Aku hanya mengandalkan uang saku dari orangtua ku dan tabungan ku yang sedikit itu. Jadilah pilihanku saat itu apalagi jika bukan bermain internet dengan gadget kesayangan yang belum terlalu canggih tapi tetap mumpuni untuk sekedar buka Facebook yang sedang kekinian saat itu. Ayolah, kalian juga pasti bermain Facebook kan? Jangan mengelak dan tidak perlu malu. Kita sama! :D
Saat itulah aku bertemu dengannya. Dan, perlu kalian tau, aku adalah gadis remaja yang sangat fanatik dengan musik asal Negeri Gingseng bahkan itu berlangsung sampai detik ini. Sebut saja K-Pop. Bagi fangirl K-Pop, kalian pasti sudah tidak asing dengan istilah Roleplayer bukan? Ya, betul! laki-laki itu salah seorang Roleplayer dari salah satu fandom boyband terbesar di Korea dan dari salah satu fanbase terbesar serta cukup terkenal di Indonesia. Aku tidak akan menyebutkan secara jelas, aku takut diantara kalian mengenal laki-laki ini. Sungguh sangat memalukan!
Awalnya aku hanya iseng mencari teman chat baru, karena aku sedang bosan chat dengan teman-teman sekolahku. Mereka pasti akan membicarakan pacar mereka dan itu cukup membuatku muak dengan cerita sok romatis mereka karena saat itu aku single. Bukan! Aku bukan iri. Aku hanya malas menanggapi khayalan teman-temanku tentang pacar mereka yang bak sinetron itu. Dan alhasil, sampailah aku pada akun laki-laki itu. Seperti orang bodoh, kami chatting bagaikan fans dengan idola-nya. Ya, memang begitulah peran seorang Roleplayer, mereka wajib berakting bagaikan seorang artis yang mereka perankan. Jika ada yang tidak mengerti peran Roleplayer silahkan kalian tanya pada teman kalian yang suka K-Pop.
Chatting kami berjalan normal, aku bahkan tidak tertarik untuk mengetahui kehidupan pribadi atau siapa orang di balik sang Roleplayer tersebut karena aku tau identitas seorang Roleplayer adalah rahasia 'perusahaan'. Maksudku Fanbase yang menaungi si Roleplayer tersebut. Dan, identitas asli adalah harga mati untuk Roleplayer. Jika sampai ada yang mengetahui identitas mereka habislah mereka. Mereka berarti GAGAL! Cukup sulit memang memerakan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Siapa suruh mau menjadi Roleplayer? Piss!
Singkatnya, chatting kami berlanjut hingga hari-hari berikutnya dan masih wajar. Aku tidak hanya chatting dengan laki-laki itu karena dalam fanbase mereka ada beberapa Roleplayer, sesuai dengan jumlah anggota dari boyband yang mereka perankan. Tapi, aku hanya mengenal laki-laki itu dan satu teman laki-lakinya.
Pertamanya, aku menjadi cukup dekat dengan temannya itu karena dialah yang lebih merespon chatting dari ku, dan entah kenapa ada sesuatu yang kurang jika sehari saja tidak chatting dengannya sampai akhirnya aku tidak tau ada angin topan macam apa hingga temannya itu tiba-tiba membongkar identitasnya padaku. Dia laki-laki yang baik, lucu dan ramah. Karena beberapa ada bersikap sedikit dingin dan cuek. Oke, kita sebut saja dia Mr. B.
Mr. B mulai menceritakan siapa dirinya padaku, mulai dari nama aslinya, pendidikannya, umur dan bahkan yang lebih mencenggangkan dia berani cerita tentang keluarganya padaku. Ayah, ibu serta adiknya tidak luput dari bahan obrolan kami. Sungguh, aku cukup kaget dengan sifatnya itu tapi aku sama sekali tidak berniat untuk menjadikannya konsumsi publik. Maksudku memberi tau yang lainnya. Asal kalian tau, biasanya seorang Roleplayer itu memiliki fans juga, termasuk Mr. B yang cukup banyak memiliki fans dan fans-nya sangat penasaran siapa orang di balik Roleplayer yang ia perankan. Aku cukup menghargai rule tentang Roleplayer jadi aku lebih memilih pasang topeng untuk berpura-pura tidak tau apapun tentang Mr. B. Ayolah, Mr. B sudah ku anggap sebagai temanku meski dia semu, jadi aku tidak akan tega mengkhianati teman ku.
Kami chatting di inbox jika membahas tentang hal pribadi karena bagi kami inbox lebih privat, tetapi terkadang kami juga menulis di wall masing-masing ketika kami berperan sebagai idola dan fans. Keadaan itu berlangsung selama sebulan dan Mr. B memperlakukan ku sangat manis. Kata-kata dan perhatiannya maksudku. Tidak hanya di inbox, bahkan kami sudah saling bertukar nomor ponsel. Oh demi tuhan, aku sendiri tidak tau apa yang kami pikirkan. Aku bukanlah tipe orang yang dengan mudah percaya pada orang yang baru dikenal, apalagi dari sejenis Facebook dan cenderung takut. Kalian tau sendiri, dulu itu banyak sekali berita televisi tentang pembunuhan atau pemerkosaan yang berawal dari teman chating di jejaring sosial dan aku salah satu korban paranoid akibat berita itu, tetapi ini aku justru setuju saat laki-laki itu mengajukan penawaran nomor ponsel. Aku tidak tau hanya aku atau masih ada gadis-gadis lian yang di beri hak spesial seperti ku oleh Mr. B. Aku tidak terlalu memikirkannya karena bagiku Mr. B hanya teman. Ya, meski mulai tumbuh perasaan tertarik sedikit pada laki-laki jabrik itu. Eits, bahkan Mr. B memberiku foto asli dirinya. Olala..
Memang dia tidak pernah mengajak kami bertemu karena dia saat itu sedang tercatat sebagai mahasiswa salah satu Universitas terkenal di Kota Pelajar daerah Pulau Jawa. Sedangkan, aku tinggal di pinggiran Jakarta. Kalian tentu tau Bekasi bukan? Dan tolong, jangan bully tempat tinggal ku di sini -_-
Jarak tempat kami yang sangat jauh dan lagi aku juga masih memiliki rasa takut jika benar aku harus bertemu laki-laki mata sipit itu. Semenjak itu komunikasi kami lebih sering melalui pesan singkat atau telepon. Dan, entah berawal dari mana dan dari siapa hubungan kami menjadi lebih intens. Ah, kalian pasti mengertilah komunikasi layaknya sepasang kekasih. Tetapi dalam kasus ini aku dan Mr. B tidak terikat status. Kami masing-masing single, itu yang ia akui, sedangkan aku memang single -_-
Menurutnya, dia tidak nyata dan ya, aku tau itu, kami memang semu. Dia bagiku semu dan aku baginya juga semu. Jadi dia tidak ingin membebaniku dengan sebuah status karena dia tidak bisa benar-benar menjagaku di dunia nyata. Jujur, aku cukup terharu dan sedikit bahagia mendengarnya. Entah insting dari mana, aku tau dia jujur dan tulus saat berkata itu, nada suaranya benar-benar menyakinkan ku. Ini cukup gila memang, mengingat kami tidak pernah bertatap muka tapi kami bisa memiliki rasa yang berbeda dari sekedar teman dan kami sendiri tidak tau awal mula rasa itu muncul. Aku juga tidak yakin, karena saat itu aku menganggapnya sebagai seorang spesial, entah itu apa.
Benar, kami memang tidak terikat status tetapi laki-laki berambut jambrik itu selalu mengatas milikan diriku selayaknya seorang kekasih, meski dia tidak pernah melarang aku berdekatan dengan lelaki lain asalkan posisinya dihatiku harus lebih spesial dari lelaki lain dan aku dari awal menggapnya teman. Aku terlalu takut menganggapnya lebih dari sekedar teman meski ada rasa aneh dalam hatiku. Aku terlalu takut untuk nantinya merasakan rasa sakit. Untuk sikapnya aku tidak pernah mempermasalahkan itu dan dia juga selalu berkata "ga apa kamu deket sama yang lain, karna dia pasti bisa jagain kamu. Ga kaya aku. aku itu ga nyata tapi aku mau dapet tempat paling spesial dihati kamu. Egois emang tapi itu karena aku sayang kamu." Demi tuhan, ini seperti FTV yang sering kalian tonton bukan? Tapi jika kalian ada diposisi ku saat itu apa yang kalian rasakan? Sesak dan bahagia di waktu yang sama. Itu yang aku rasakan. Sesak karena, kenapa tuhan mengirim lelaki ini dalam hidupku jika kami bertemu saja tidak bisa? Bahagia karena, suaranya saat berkata seperti itu sangat menyakinkan aku seolah-olah aku memang berharga untuknya. Jika kalian menilaiku lebay salahkan saja hatiku yang tanpa diperintah menaruh rasa pada lelaki semu seperti Mr. B ini. Pernah dengar ungkapan 'cinta itu terkadang tidak logis' mungkin hati dan pikiran ku saat itu sedang menganut ungkapan itu. Entahlah
Karena jika disuruh memilih, aku juga tidak ingin ada perasaan sedikitpun padanya. Dia itu semu. Dia hanya ada dalam dunia yang tidak nyata. Jika aku bisa memilih, kenapa tidak tetangga depan rumahku saja yang jelas tampan dan bisa aku liat tiap hari? Atau, teman SMK ku yang dulu sempat menyatakan cinta padaku? Atau, mantan ku yang sempat minta balikan? hayoooo..
Semua terus berjalan sampai pada hari di mana laki-laki itu tiba-tiba hilang bak di telan bumi. Ponsel tidak aktif, jangankan pesan singkat, di telepon saja tidak bisa. Facebook-nya pun juga sama. Hingga, saat pesan singkatku tiba-tiba di balas dan dia mengatakan kalau dia sakit dan sedang di rawat di Rumah Sakit, ponselnya di tahan sang ayah karena tidak ingin istirahat anak sulungnya terganggu. Saat itu tidak tau kenapa aku sangat panik, aku sangat ingin tau bagaimana keadaannya dan sakit apa yang ia alami sampai harus di rawat. Dia memang sering mengeluh sakit padaku tapi saat ditanya sakit apa dia tidak pernah menyebutkannya secara spesifik, hanya sekedar keluhan sakit kepala, sakit perut atau lemas dan yang lebih sering ia keluhkan memang sakit kepala. Saat itu aku tidak tau harus bertanya atau mencari kabar pada siapa. Dan, yang ada di kepala ku saat itu laki-laki yang sampai sekarang ada di dalam bayang-bayang ku hingga detik ini. Mari kita sebut dia sebagai Mr. A.......
............................................................................ tbc ................................................................................
Aku akan ungkap Mr. A di part selanjutnya..
kisah dongeng ini kisah nyata ku sendiri..entahlah..aku hanya ingin sharing karena rasanya terlalu sesak di simpan sendiri.. dan untuk pihak yang kira-kira mengenal Mr. A dan Mr. B aku harap kalian cukup mengetahuinya dan tolong jaga rahasia ini :) oke teman ^^
Sampai bertemu di part selanjutnya.. *serasa bikin FF* -_-
Fanbase : semacam organisasi perkumpulan fans idol dan mereka aktif di berbagai kegiatan berbau K-Pop, artis idola, serta beberapa even Korea lainnya.
Fandom : Sebutan untuk fans idol.
Mohon maaf jika ada salah istilah atau kata dalam teks ini.. terimakasih untuk yang udah mau baca :)
Oh ayolah. Aku sudah melakukan itu selama 5 tahun. 5 tahun! Hei, 5 tahun itu bukan waktu yang sebentar asal kalian tau! Dan sialnya, usahaku itu sia-sia. Pasalnya, tidak ada yang berubah meski sudah 5 tahun berlalu. Semua tampak sama dan sangat nyata. Sangat nyata untuk kisah cinta negeri dongeng yang bodoh. Kisah cinta yang dialami gadis remaja bodoh yang bisa-bisanya dengan mudah terhanyut ke dalam kisah dongeng itu.
Kisah cinta semu yang berlangsung sangat cepat tetapi butuh usaha besar untuk melupakannya. Damn!
Kenapa semu?
Kita. Kami. Aku dan laki-laki sialan itu maksudku. Ya, kami bertemu bukan di suatu tempat. Jadi apa? Aku bahkan bingung menyebutnya apa. Sudah ku bilang ini semu jadi pertemuan kami pun tidak jelas. Oke, kami pertama kali bertemu tidak sengaja di sebuah social networking. Sebut saja Facebook agar tidak terlalu ribet. Aku orang biasa, gadis biasa, gadis berumur 17 tahun yang 6 bulan kedepan genap berusia 18 tahun dan aku baru lulus SMK saat itu. Liburan usai kelulusan itu sangat lama teman. 2 bulan penuh. Dan aku hampir mati kebosanan saat itu, meski aku sudah berlibur kesana kemari bersama teman-teman sekolahku yang menyebalkan dan juga sudah selesai mengurus segala keperluan menjelang masuk masa kuliah. Lalu, setelah itu apa? Tidak mungkin kan aku berlibur 2 bulan penuh demi menyelamatkan diri dari rasa bosan. Orangtuaku bukanlah konglomerat yang bisa memberiku banyak uang demi masa liburan, sedangkan aku seorang gadis remaja biasa yang tidak memiliki pekerjaan sampingan untuk mendapatkan uang saku lebih. Aku hanya mengandalkan uang saku dari orangtua ku dan tabungan ku yang sedikit itu. Jadilah pilihanku saat itu apalagi jika bukan bermain internet dengan gadget kesayangan yang belum terlalu canggih tapi tetap mumpuni untuk sekedar buka Facebook yang sedang kekinian saat itu. Ayolah, kalian juga pasti bermain Facebook kan? Jangan mengelak dan tidak perlu malu. Kita sama! :D
Saat itulah aku bertemu dengannya. Dan, perlu kalian tau, aku adalah gadis remaja yang sangat fanatik dengan musik asal Negeri Gingseng bahkan itu berlangsung sampai detik ini. Sebut saja K-Pop. Bagi fangirl K-Pop, kalian pasti sudah tidak asing dengan istilah Roleplayer bukan? Ya, betul! laki-laki itu salah seorang Roleplayer dari salah satu fandom boyband terbesar di Korea dan dari salah satu fanbase terbesar serta cukup terkenal di Indonesia. Aku tidak akan menyebutkan secara jelas, aku takut diantara kalian mengenal laki-laki ini. Sungguh sangat memalukan!
Awalnya aku hanya iseng mencari teman chat baru, karena aku sedang bosan chat dengan teman-teman sekolahku. Mereka pasti akan membicarakan pacar mereka dan itu cukup membuatku muak dengan cerita sok romatis mereka karena saat itu aku single. Bukan! Aku bukan iri. Aku hanya malas menanggapi khayalan teman-temanku tentang pacar mereka yang bak sinetron itu. Dan alhasil, sampailah aku pada akun laki-laki itu. Seperti orang bodoh, kami chatting bagaikan fans dengan idola-nya. Ya, memang begitulah peran seorang Roleplayer, mereka wajib berakting bagaikan seorang artis yang mereka perankan. Jika ada yang tidak mengerti peran Roleplayer silahkan kalian tanya pada teman kalian yang suka K-Pop.
Chatting kami berjalan normal, aku bahkan tidak tertarik untuk mengetahui kehidupan pribadi atau siapa orang di balik sang Roleplayer tersebut karena aku tau identitas seorang Roleplayer adalah rahasia 'perusahaan'. Maksudku Fanbase yang menaungi si Roleplayer tersebut. Dan, identitas asli adalah harga mati untuk Roleplayer. Jika sampai ada yang mengetahui identitas mereka habislah mereka. Mereka berarti GAGAL! Cukup sulit memang memerakan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Siapa suruh mau menjadi Roleplayer? Piss!
Singkatnya, chatting kami berlanjut hingga hari-hari berikutnya dan masih wajar. Aku tidak hanya chatting dengan laki-laki itu karena dalam fanbase mereka ada beberapa Roleplayer, sesuai dengan jumlah anggota dari boyband yang mereka perankan. Tapi, aku hanya mengenal laki-laki itu dan satu teman laki-lakinya.
Pertamanya, aku menjadi cukup dekat dengan temannya itu karena dialah yang lebih merespon chatting dari ku, dan entah kenapa ada sesuatu yang kurang jika sehari saja tidak chatting dengannya sampai akhirnya aku tidak tau ada angin topan macam apa hingga temannya itu tiba-tiba membongkar identitasnya padaku. Dia laki-laki yang baik, lucu dan ramah. Karena beberapa ada bersikap sedikit dingin dan cuek. Oke, kita sebut saja dia Mr. B.
Mr. B mulai menceritakan siapa dirinya padaku, mulai dari nama aslinya, pendidikannya, umur dan bahkan yang lebih mencenggangkan dia berani cerita tentang keluarganya padaku. Ayah, ibu serta adiknya tidak luput dari bahan obrolan kami. Sungguh, aku cukup kaget dengan sifatnya itu tapi aku sama sekali tidak berniat untuk menjadikannya konsumsi publik. Maksudku memberi tau yang lainnya. Asal kalian tau, biasanya seorang Roleplayer itu memiliki fans juga, termasuk Mr. B yang cukup banyak memiliki fans dan fans-nya sangat penasaran siapa orang di balik Roleplayer yang ia perankan. Aku cukup menghargai rule tentang Roleplayer jadi aku lebih memilih pasang topeng untuk berpura-pura tidak tau apapun tentang Mr. B. Ayolah, Mr. B sudah ku anggap sebagai temanku meski dia semu, jadi aku tidak akan tega mengkhianati teman ku.
Kami chatting di inbox jika membahas tentang hal pribadi karena bagi kami inbox lebih privat, tetapi terkadang kami juga menulis di wall masing-masing ketika kami berperan sebagai idola dan fans. Keadaan itu berlangsung selama sebulan dan Mr. B memperlakukan ku sangat manis. Kata-kata dan perhatiannya maksudku. Tidak hanya di inbox, bahkan kami sudah saling bertukar nomor ponsel. Oh demi tuhan, aku sendiri tidak tau apa yang kami pikirkan. Aku bukanlah tipe orang yang dengan mudah percaya pada orang yang baru dikenal, apalagi dari sejenis Facebook dan cenderung takut. Kalian tau sendiri, dulu itu banyak sekali berita televisi tentang pembunuhan atau pemerkosaan yang berawal dari teman chating di jejaring sosial dan aku salah satu korban paranoid akibat berita itu, tetapi ini aku justru setuju saat laki-laki itu mengajukan penawaran nomor ponsel. Aku tidak tau hanya aku atau masih ada gadis-gadis lian yang di beri hak spesial seperti ku oleh Mr. B. Aku tidak terlalu memikirkannya karena bagiku Mr. B hanya teman. Ya, meski mulai tumbuh perasaan tertarik sedikit pada laki-laki jabrik itu. Eits, bahkan Mr. B memberiku foto asli dirinya. Olala..
Memang dia tidak pernah mengajak kami bertemu karena dia saat itu sedang tercatat sebagai mahasiswa salah satu Universitas terkenal di Kota Pelajar daerah Pulau Jawa. Sedangkan, aku tinggal di pinggiran Jakarta. Kalian tentu tau Bekasi bukan? Dan tolong, jangan bully tempat tinggal ku di sini -_-
Jarak tempat kami yang sangat jauh dan lagi aku juga masih memiliki rasa takut jika benar aku harus bertemu laki-laki mata sipit itu. Semenjak itu komunikasi kami lebih sering melalui pesan singkat atau telepon. Dan, entah berawal dari mana dan dari siapa hubungan kami menjadi lebih intens. Ah, kalian pasti mengertilah komunikasi layaknya sepasang kekasih. Tetapi dalam kasus ini aku dan Mr. B tidak terikat status. Kami masing-masing single, itu yang ia akui, sedangkan aku memang single -_-
Menurutnya, dia tidak nyata dan ya, aku tau itu, kami memang semu. Dia bagiku semu dan aku baginya juga semu. Jadi dia tidak ingin membebaniku dengan sebuah status karena dia tidak bisa benar-benar menjagaku di dunia nyata. Jujur, aku cukup terharu dan sedikit bahagia mendengarnya. Entah insting dari mana, aku tau dia jujur dan tulus saat berkata itu, nada suaranya benar-benar menyakinkan ku. Ini cukup gila memang, mengingat kami tidak pernah bertatap muka tapi kami bisa memiliki rasa yang berbeda dari sekedar teman dan kami sendiri tidak tau awal mula rasa itu muncul. Aku juga tidak yakin, karena saat itu aku menganggapnya sebagai seorang spesial, entah itu apa.
Benar, kami memang tidak terikat status tetapi laki-laki berambut jambrik itu selalu mengatas milikan diriku selayaknya seorang kekasih, meski dia tidak pernah melarang aku berdekatan dengan lelaki lain asalkan posisinya dihatiku harus lebih spesial dari lelaki lain dan aku dari awal menggapnya teman. Aku terlalu takut menganggapnya lebih dari sekedar teman meski ada rasa aneh dalam hatiku. Aku terlalu takut untuk nantinya merasakan rasa sakit. Untuk sikapnya aku tidak pernah mempermasalahkan itu dan dia juga selalu berkata "ga apa kamu deket sama yang lain, karna dia pasti bisa jagain kamu. Ga kaya aku. aku itu ga nyata tapi aku mau dapet tempat paling spesial dihati kamu. Egois emang tapi itu karena aku sayang kamu." Demi tuhan, ini seperti FTV yang sering kalian tonton bukan? Tapi jika kalian ada diposisi ku saat itu apa yang kalian rasakan? Sesak dan bahagia di waktu yang sama. Itu yang aku rasakan. Sesak karena, kenapa tuhan mengirim lelaki ini dalam hidupku jika kami bertemu saja tidak bisa? Bahagia karena, suaranya saat berkata seperti itu sangat menyakinkan aku seolah-olah aku memang berharga untuknya. Jika kalian menilaiku lebay salahkan saja hatiku yang tanpa diperintah menaruh rasa pada lelaki semu seperti Mr. B ini. Pernah dengar ungkapan 'cinta itu terkadang tidak logis' mungkin hati dan pikiran ku saat itu sedang menganut ungkapan itu. Entahlah
Karena jika disuruh memilih, aku juga tidak ingin ada perasaan sedikitpun padanya. Dia itu semu. Dia hanya ada dalam dunia yang tidak nyata. Jika aku bisa memilih, kenapa tidak tetangga depan rumahku saja yang jelas tampan dan bisa aku liat tiap hari? Atau, teman SMK ku yang dulu sempat menyatakan cinta padaku? Atau, mantan ku yang sempat minta balikan? hayoooo..
Semua terus berjalan sampai pada hari di mana laki-laki itu tiba-tiba hilang bak di telan bumi. Ponsel tidak aktif, jangankan pesan singkat, di telepon saja tidak bisa. Facebook-nya pun juga sama. Hingga, saat pesan singkatku tiba-tiba di balas dan dia mengatakan kalau dia sakit dan sedang di rawat di Rumah Sakit, ponselnya di tahan sang ayah karena tidak ingin istirahat anak sulungnya terganggu. Saat itu tidak tau kenapa aku sangat panik, aku sangat ingin tau bagaimana keadaannya dan sakit apa yang ia alami sampai harus di rawat. Dia memang sering mengeluh sakit padaku tapi saat ditanya sakit apa dia tidak pernah menyebutkannya secara spesifik, hanya sekedar keluhan sakit kepala, sakit perut atau lemas dan yang lebih sering ia keluhkan memang sakit kepala. Saat itu aku tidak tau harus bertanya atau mencari kabar pada siapa. Dan, yang ada di kepala ku saat itu laki-laki yang sampai sekarang ada di dalam bayang-bayang ku hingga detik ini. Mari kita sebut dia sebagai Mr. A.......
............................................................................ tbc ................................................................................
Aku akan ungkap Mr. A di part selanjutnya..
kisah dongeng ini kisah nyata ku sendiri..entahlah..aku hanya ingin sharing karena rasanya terlalu sesak di simpan sendiri.. dan untuk pihak yang kira-kira mengenal Mr. A dan Mr. B aku harap kalian cukup mengetahuinya dan tolong jaga rahasia ini :) oke teman ^^
Sampai bertemu di part selanjutnya.. *serasa bikin FF* -_-
Fanbase : semacam organisasi perkumpulan fans idol dan mereka aktif di berbagai kegiatan berbau K-Pop, artis idola, serta beberapa even Korea lainnya.
Fandom : Sebutan untuk fans idol.
Mohon maaf jika ada salah istilah atau kata dalam teks ini.. terimakasih untuk yang udah mau baca :)